Minggu Kelabu
Minggu
pagi kelabu
Kuberjalan
tiada tentu
Bawaaku
ketepi jalan itu
Bus
berhenti tepat didepanku
Kubuka
jendela kaca
Pandangan
kulempar keluar sana
Mataku
terbelalak
Saat
melihat balihonya
Ya, itu
dia
Dia
yang membuatku sepertiini
Dia
yang menghancuurkan hidupku
Dia
yang porak-porandakan keluargaku
Karena
dia kami miskin
Karena
dia kami melarat
Ku
gapai wajahnya
Kucakar
dia dengan kuku-kukuku
Hahahahaha
Aku ketawa penuh kepuasan
|
PERJALANAN
Saat hujan semakin deras
kusuri jalan selangkah demi selangkah
Kuraba bajuku yang sudah kuyup
serasa dingin udara menusuk
sebentar kutoleh kebelakang
Terlihat jelas roda sejarah membentang
Angin kencang
Percikan hujan
Halilintar
Semuanya adalah terpaan kehidupan
Aku berharap reda khan tiba
Terang khan menjelma
Menjadikan hidup penuh makna
|
Di Sisi Malam
Ketika kabut tersibak
Rembulan memancarkan sinarnya
Malam yang muram telah berlalu
Makna kegelapan menjadi tertampikan
Nur kebenaran adalah kebenderangan
Saat kepala makin merunduk
Kucium tanah bukti kehinaanku
Sebagai tanda Agungnya sang Khalik
Isak tangisan begitu lirih
Seirama kidung detak jantung
Air mata berderai tak tertahan
Mencapai kekhusukan semakin dalam
Saat dingin semakin menusuk
Disinilah aku semakin mengenal Tuhan
|
Sosok Itu
Wanita malam jadi kenangan
Dalam suatu perjalanan
Bola matanya indah
menggoda
Memberi rayuan tentang
kemesraan
Sungguh murah kau tawarkan
Ternyata cukup uang
recehan
Cuma sekedar untuk membeli
jajanan
Pernah sesekali aku
tanyakan
Mengapa tak kau tinggalkan
hal demikian
Sebab itu kesia-siaan
Tak salah memang kau
katakan
Kalau itu saling
menguntungkan
Tetapi ada pihak yang
dirugikan
Ibumu yang melahirkan
|
Di Ladang Tua
Sekian lama aku tak jumpa
Bayangan kerinduan kian
terasa
Tak tahan ingin mendengar
cerita
Seperti beberapa waktu
yang lalu
Ketika kau berkisah di
ladang tua
Hari pertama
Kau terdiam tak dapat
bicara
Hanya mencucurkan air mata
Saat kucoba menghapusnya
Kau tepiskan tanganku
Waktu itu aku bertanya
Mengapa ???
Namun kau tak kuasa
menjawabnya
Tapi aku tahu kau tidak
merahasiakannya
Hari kedua
Kau baru menjawabnya
Kau merasa khawatir
tentang adikmu
Yang hidup dirantau orang
Kau takut dia tergoda
Oleh bias remang cahaya
kota
Namun kau tak kuasa
meneruskan cerita
Kau cucurkan lagi air mata
Hari ketiga
Kau melanjutkan ceritanya
Bagiku makan tidak masalah
Hidup di desa tak akan
kelaparan
Namun di kota adikku mau
makan apa
Justru aku takut adikku
dimakan orang
Katanya di kota saat
sekarang
Tidak berfikir lagi besok
makan apa
Tetapi besok saya mau
makan siapa
Kau menangis lagi
Membuang air mata tanda
berduka
|
CERITA INDAH DARI KISAH LALU
Oleh SBI Ketika ku beranjak dari senyuman ini. . . membawa rasa sedih di masa lalu. . . kutepis indah bayang wajahmu dalam tiap lamunku. . . Kucoba tuk bangun dari sisa hidupku. . . berharap terlelap di dalam mimpi indah itu. . . disaat ku terhempas di atas sepi ini. . . Ku sendiri. . . . menatap indah kesedihanku. . . kenangan di masa lalu. . . Melangkah bersama di sepanjang jalan ini. . . perlahan kita menghapus sepi dalam hati. . . mengobati rasa rindu di hati. . . Namun kini, hidup yang kurasa bagai air tanpa hadirmu. . . dalam hidupku, kesepianku tanpa senyumanmu. . . Hilang sudah kisah terindah yang selalu membuatku rindu padamu. . . tinggal harapan mimpi panjang. . . menggapai alunan syair indah yang selalu kunantikan. . . Dalam mimpiku. . . dalam hidupku. . . dalam kisahku. . . kisah indah di masa lalu. . . |
Balada
Puisi yang bertemakan kisah atau cerita
|
Tuhan
Dalam diam kusebut nama-Mu
Benar sungguh aku takut akan murka-Mu
Ku harap tuhan
Kan selalu sayang padaku
Karena kehendak-Mu aku ada
Ku hanya bisa
Berharap dan berdoa
Pada-Mu tuhan
Kasih sayang-Mu kuharapkan
|
Aku
Tak Ragu
Tuhan,
Aku yakin dengan segala kasih-Mu
Dan aku percaya akan semua sayang-Mu
Namun mengapa aku ini ???
Selalu tak tahu diri
Apakah ada sesuatu yang mengunci hatiku ?!
Sehingga aku lupa akan semua cinta-Mu
Tuhan,
Kau pasti selalu mendekapku
Namun aku tempikkan arti kehangatan-Mu
Apakah aku insan tak tahu balas budi ?!
Kurang bersyukur
Selalu mencari dan berharap yang lebih
Bahkan tanpa terasa dan tak tersadari
Mungkin aku memohon selain kepada-Mu
Tuhan,
Andaikan aku selalu bersujud pada-Mu
Dan bersimpuh di dalam rumah-Mu
Tentu Engkau mau menerima tobatku
Namun aku kadang merasa lain
Karena banyak dosa yang kulakukan |
Keindahan
Ciptaan Tuhan
laut
biru membetang
tak terbatas oleh pandangan lambaian pohon kelapa menambah suasana keindahan lanagit seakan akan menjadi cerminnya
burung
kian kesana kemari
menambah suasana keindahan laut orang sekitar pun menambah keramaian hembusan angin membawa kesejukan hati hingga aku terpesona atas keagungan tuhan |
Keagungan Ilahi
Ratu
malam sang rembulan
Raja siang sang matahari Keduanya selalu bertentangan, Tarik menarik Dorong mendorong Saling menguasai, Seolah selalu bertanding tiada henti Tiada yang kalah Tak ada yang menag, Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini Seluruh alam semesta bergerak! Dunia berputar, Saling mengisi, Yang satu melengkapi yang lain Tanpa yang satu Takkan ada yang lain, Siang dan malam Terang dan gelap BAik dan jahat Tanpa yang satu, Apakah yang lain itu akan ada? Tanpa adanya gelap, Dapatkah kita mengenal terang? Inilah sebuah kenyataan Yang telah dikenhendaki Allah Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa |
Pahlawan
Di balik dawai dia berjasa, Bersembunyi namun terdengar, Pengantar alunan tanpa terpandang, Deretan nada tercipta oleh getaran, Tanpa jasa, beliau mengantar ketentraman di keramaian, Sekarang, alunan tercipta indah, Mengalun tenang dan menidurkan, Menidurkan mereka sehingga terbuai kenikmatan, Tidak ingat pengantar, lupa akan pembawa kenikmatan, Nikmat, nikmat, dan nikmat.. Tanpa tahu getir pahit sang pengantar kenikmatan.. Kawan… ingatkah kalian akan pahlawan |
Untuk Pahlawan Negeriku
Untuk negeriku… Hancur lebir tulang belulangku Berlumur darah sekujur tubuh Bermandi keringat penyejuk hati Kurela demi tanah air negeriku Sangsaka merah berani
Putih suci
Melambai-lambai ditiup angin Air mata bercucuran, menganjungkan doa untuk pahlawan negeri Berpijak berdebu pasir Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya
Hanya jasamu bisa kulihat
Hanya jasamu bisa kukenang Tubuhmu hancur hilang entah kemana Demi darahmu …. Demi tulangmu .. Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia. |
Himne
Puisi yang bertemakan pujaan untuk
tuhan, pahlawan dan tanah air
|
Pak de
Asri
nian itu taman
Kembang
berwarna-warni bertebaran
Kupu-kupu
berterbangan
Disela-sela
dedaunan
Terdengar
dentang cangkul beradu dengan batu
Di
bawah pohon palem taman itu
Sesosok
pria tua
Penuh
peluh bercucuran
Dari
pagi hingga petang
Tak
kenal lelah merawat tumbuhan
Itulah
pak de
Pria
tua yang bersahaja
Karena
nya taman itu kini
Bisa
indah asri
|
Kaum Muda
Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat
berjuang
Generasi sekarang di panjang masa
Menciptakan kemegahan baru
Pantun keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
|
PRESIDENKU
Presidenku
Kau telah membawa nama baik bangsa
Kau bagaikan pahlawan Indonesia
Wahai Presidenku
Di kala kami kesusahan
Kau membantunya
Sungguh besar jasamu
Oh Presiden
Kau sungguh mulia
Keikhlasanmu
Bagai bunga yang tengah mekar
|
Guru
Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru Yang mendidik ku Yang membekali ku ilmu Dengan tulus dan sabar Senyummu memberikan semangat untuk kami Menyongsong masa depan yang lebih baik Setitik peluhmu Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar Untuk murid-muridnya Terima kasih Guru Perjuanganmu sangat berarti bagiku Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini Akan selalu ku panjatkan doa untukmu Terimakasih Guruku |
Pahlawan tanpa tanda jasa
Pagi yang indah deruan angin menerpa
wajah
Dingin menyelimuti langkah penuh keikhlasan Renungan hanya untuk sebuah kejayaan Berfikir hanya untuk sebuah keberhasilan Tiada lafaz seindah tutur katamu Tiada penawar seindah senyuman mu Tiada hari tanpa sebuah bakti Menabur benih kasih tanpa rasa lelah Hari demi hari begitu cepat berlalu Tiada rasa jenuh terpancar di wajah mu Semangat mu terus berkobar Memberikan kasih sayang tiada rasa jemu Jika engkau akan melangkah pergi Ku tau langkahmu penuh pengorbanan Jika dirimu telah tiada dirimu kan selalu di kenang Kau adalah pahlawan tanpa lencana. |
Puisi Untuk Ayah dan Ibu
Ayah.. Ibu.. engkaulah kekasih yang ku
dambakan
dan engkaulah pujangga hati yang ku rindukan.. Jasamu tak pernah sempat ku balas karena, pengorbanan darimu bagaikan awan yang takan pernah hilang di tiup angin dan pelajaran darimu takkan binasa seperti pasir di pantai dan kasih sayang darimu lah aku bermakna. dan darimu lah hidupku bisa berwarna tapi tanpamu aku bgaikn pahlawan kesiangan dan nyaliku menciut hampir malam tuk ku ucapkan.. IBU.. Langit takkn pernah bisa untuk mendegar tetapi.
Bisikan hatiku selalu tersimpan di dalam
firasat mu
AYAH.. Air takkan pernah bisa untuk berhenti mengalir dan semangat darimu juga takkan terhenti..
Tuhan.. ku ingin selamnya di pelukan
mereka sampai ajal menjemput kita….
|
Ode
Puisi yang bertemakan sanjungan
untuk orang bersahaja
|
Pada Kamu
Aku melihat suara lewat matamu Saat bibirmu tertutup rapat Tapi jelas membuatku makin menatapmu bersama degup jantungku yang tak pernah menentu… Apa pernah kamu mendengar cinta yang tak bersuara meneriakkan manisnya kesedihan ? itulah aku yang ada di kamu pada sebilah cinta yang tlah menggores hati sedalam dalamnya … Aku melihat suara lewat senyummu saat matamu terjemahkan rindu hmm…aku kian terpesona pada indahnya kamu.. pada cantiknya kamu Aku melihat suara setiap saat lewat segalamu tentang kamu |
Arti Cinta
Di dalam kedinginan jiwaku
Kau hadir mendekap erat kalbuku
Dalam kesendirian nuraniku
Kau temani aku dengan kemesraan
Dalam kegalauan jiwaku
Kau hadir untuk menghiburku
Dalam kesepian malamku
Kau hadir dalam indahnya mimpiku
Tiada yang kupikirkan selama ini
Kecuali aku merasa berarti bersamamu
Kan kuayun langkahku ini
Bersama irama kerinduan
Kangen khan slalu menyelimuti hatiku
Tak ada sesuatu terindah untuku
Karena kau segala-galanya bagiku
|
BIDADARI TANPA SAYAP
Kelembutan hatinya membuatku terpana. . . Melihat kehindahan Rembulan, Sama seperti melihat keindahan wajahnya. Sungguh kuat dia menghadapi ini semua. . . Menghadapi keaadaannya yg begitu nyata. Merasakan penderitaannya sendirian. Dan mengukur penderitaan diatas mimpi . . . Walau dia hanya Bidadari tanpa sayap, Tapi kelembutan hatinyalah yang membuatku merasa seperti..... Berada di atas awan. |
MELUKIS CINTA
Dapatkah aku melukis cinta untukmu? Mengguratkan sejuta warna yang bisa membuatmu indah.. Dapatkah aku melukis cinta untukmu? Seperti notasi mimpi kupu-kupu bersayap biru, Terbang bersama menuju negeri pelangi.. Dapatkah aku melukis cinta untukmu? Mengisyaratkan lelahku di jalan resah! |
SELEMBAR PUISI UNTUK KEKASIH
Terpaku dalam kegundahan hati Terasa tak dapat ku lawan dengan jari-jari Tiada lagi tempat hari yang terasa ada Hanya lelah Lelah yang ku rasa…………… Andaikan waktu itu tak terjadi Mungkin hatiku takan remuk seperti ini Langkahku terhenti dalam kelamnya malam Mataku terhalang jurang yang dalam Pendengaranku sayup-sayup tak menentu Hatiku terombang ambing dalam ombak kemarahan Ragaku tak berkuasa untuk berfungsi Mungkin tiada lagi yang dapat terjadi saat ini Semangatku lemah hatiku susah Teringat malam itu yang menyakitkan Inikah kehidupan? Kurasa semua bukan seperti ini Mungkin masih ada titik terang Yang akan menyinari kegelapan hati Memberi pujian untuk diri sendiri Meredamkan semua yang ada saat ini Hingga aku dapat kembali ke kehidupan yang indah ini |
RASA CINTAKU Kau tiba-tiba hadir dan isi hatiku yang kosong... Hanya kau yang ada dipikiranku sekarang... Aku tak tau bagaimana caramu mengisi hatiku... Engkau sungguh membuatku tak mengerti... Rasanya hatiku jadi tak menentu... Untukku kau sangat berharga... Lihatlah diriku ini yang berjuang untuk cintamu... Aku sangat mencintaimu Namun kau tak pernah sadari itu Walau perih hati ini... Aku disini kan selalu setia menantimu... Rasakanlah cintaku ini begitu besar untukmu... |
RomansaPuisi yang bertemakan luapan perasaan cinta kasih seseorang |
Badai Di Hatiku
badai di
hatiku hempaskan lenaku
menghantam sudutnya hingga porak-poranda meluluhlantakkan rindu hingga tak sempat berbuah cinta meretakkan dinding-dinding hati di mana di sana kuukir indah wajahmu
badai di
hatiku kian menggelora
ketika petikan gitarku tak mampu mengiringi sayatan gemulai biolamu ketika detik yang terketik untuk syairku terdengar picisan oleh senandungmu
aku
melupakan diri
terdengar desah angin lembah membisikkan getar-getar gairah api kecintaan untuk dirimu
tergeletak
dalam layu dan sosok gersang
terkulai dalam lagu dan kata usang
badai di
hatiku hancurkan jiwaku
luruhkan teguhnya hingga erosi mengikis yakinnya hingga abrasi
aku
bersenandung dalam bingung
dengan tembang liriknya bimbang
aku
merintih sedih
aku menjerit sakit aku khilaf lalu kalap aku menyerah dan kalah
kasih…
lepaskanlah hatiku dari cintamu yang berkabut |
Biar Langit Yang Memutuskan
Hangatnya
perapian malam
Mengingatkanku akan hangatnya pelukanmu Kesejukan sungai kebahagiaan Bagai menatap senyummu Damainya jiwaku..
Di
mana.. belas kasih itu?
Bersamamu seperti mimpi semu Hanya bisa merasakan abadinya duka Dalam hati tersimpan banyak doa..
Kau
bilang kita pasti bisa
Bisa paling mencintai Bersama sampai tua Bersatu hingga mati Kau bilang perbanyak doa dan harapan Impian kita pasti kan terwujud Namun apa yang terjadi kini..? Biarlah Langit yang memutuskan..
Satu
keinginan..
Cinta kita jangan sampai berubah Hati kita tetap menyatu Menciptakan bahagia bersama Tak semudah yang kita duga..
Bagaimana..
harus ku hentikan air mata?
Impian kita hanya sebatas dalam mimpi.. Biarlah Langit yang memutuskan Tentang akhir cerita cinta kita.. |
Rembulan Yang Tinggal Separuh
Semilir angin kian lembab Lahirkan titik titik embun diujung dedaunan Jangkrik bersiul merdu Sayup suara Ku si burung hantu Suasana malam yang kian pekat nan senyap Temaniku dalam pilu Aku tergugu, Gejolak rindu seolah membeku Rembulan yang tinggal separuh Mengintip dari celah jendela kamarku Dia pun terlihat agak sendu Meski tetap tersenyum merayu Seolah dia tahu gundahku…
Oh
rembulan tahukah engkau…
Diujung langit mana dia terbang? Tak satupun nampak jejak juga bayang Masihkah rindu ini harus ku genggam Hingga sampai saat itu menjelang Aku mencintainya sepenuh hati Amat merinduinya meski telah pergi Ku hanya ingin bertatap Walau hanya sekejap Namun itu takkan mungkin terjadi Tidakkah seharusnya rasa ini telah mati Dan sirna dari hati ini… Namun dia tetap bertahta di palung sanubari… |
Rasa kemarin
Kemarin
aku dengar kata yang menyakitkan
kata darimu yang ku sayang pecahkan hatiku yang mencintaimu
Mungkin
cinta itu harus lama mengenal
sedangkan aku terlalu cepat sama cepatnya dengan bayangmu yg masuk dalam hatiku
Kini
entah harus aku bayanganmu itu ?
aku lupakan atau ku biarkan tetap tinggal
Semoga
gelap malam segera bisa mengajariku doa melupakan rasa itu, agar detak
jantungku normal di hadapmu ta’ lagi bergemuruh agar bibirku ta’ lg kelu
menyapamu
ajari
aku menjadikanmu biasa !
|
Teriakan Hati
Di saat
terpikir tentang dia
yang entah ada di mana terkadang hati teriak dengan kehampaannya mencari dan menunggu hati cintanya
ku
menangis tanpa air mata
ku teriak tanpa suara hanya merasakan sakitnya hati begitu tersiksa menunggu yang di nanti
begitu
berat melepaskan rasa ini
yang sudah merasuk dalam hati mungkin bila aku nanti mati sesalku akan abadi
akankah
penantian ini berujung bahagia
ataukah hanya asa semata tapi hatiku kan selalu tegar menghadapinya walau akhirnya hanya membuat luka |
Ratapan tangis pilu
sepenggal kata ku telan
separuh nafas terhempaskan tertunduk wajah bermuram pecah sudah diamku hening hilang telah menyamar luluh jiwa dalam tegar menghampar sudah sungai bermuara mengalir rintik air mula berkaca terpa rupa bening menetes embunku basahi wajah lara nestapa hirauku tepiskan waktu sudikah kau? tangisku beku meratap pilu |
elegi
Puisi
yang berisikan kesedihan dan ratap tangis
|
Puisi
untuk DPR
Anda
menganggap diri yang hebat tetapi Anda masih mengemis kepada kami.
Anda menganggap Anda terhormat tapi Anda sendiri yang meminta pengampunan kepada kami. Anda pertimbangkan sendiri berpendidikan tetapi Anda tidak memiliki aturan. Anda menganggap diri Anda orang yang tepat tapi kalian semua pembohong.
Anda
membuat aturan untuk istirahat Anda.
Anda membuat peraturan untuk membatasi hak-hak kami. Anda membuat rakyat Indonesia menderita hanya untuk menyelamatkan diri dan keluarga Anda.
Anda
pikir kami penjahat.
Jangan pernah memberitahu kami keadilan karena Anda munafik.
Anda
adalah penjahat dan pengkhianat terhadap bangsa ini!
Anda adalah pembohong dan pembangun korupsi di negeri ini! Anda membuat Indonesia hancur! Anda membuat Indonesia lapar dari anak-anak sampai cucu!
Tapi
ingat dan sadar akan hal ini …!
Kita
tidak akan pernah percaya siapa Anda!
Kita tidak akan pernah tunduk kepada Anda! Kita tidak akan pernah tertipu oleh orang yang sama sama bodohnya dengan Anda! Kami tidak akan menyerah mencari tahu siapa Anda! Kita tidak akan pernah mengganggu hidup Anda lelah! Kita tidak akan pernah tertipu oleh penipuan seperti Anda! Kami akan tetap cinta Indonesia, tetapi tidak atas nama anda! |
Panggung Sandiwara
Aku hanyalah sebagian penonton dari acara itu Sebuah acara yang mungkin hanya ada di negeriku Cerita kenyataan yang dipenuhi sandiwara Dengan lakon para pejabat negara Inilah aku rakyat jelata yang selalu dibodohi cerita sandiwara Begitu manis dan lembutnya sampai semua tak tersadar Inilah negeriku yang katanya tanah surga Ya, surganya bagi para pelaku sandiwara Menghabiskan semua isi surga dengan kata manisnya Mungkin air mata ibu pertiwi benar-benar kering Tak henti-hentinya menangis Melihat anak-anaknya berebut mainan Sebuah mainan yang bisa membuat mereka saling membunuh yaitu kekuasaan Inilah aku yang hanya bisa menatap sebuah cerita Terus dan trus menjadi bodoh olehnya Aku yang bodoh adalah surga baginya Sampai mereka lelah menikmati isi surga |
Narkoba
Hari-hari ku tak seindah pelangi
Malam-malam ku tak sebaik malam mu Semua yang ku lakukan akan berubah Namaku tak sesuci yang dulu Air yang jernih akan menjadi keruh Hati yang bersih akan menjadi terpengaruh karna dirimu membuat orang bahagia tapi hanya sesaat Semua ini terjadi di sebabkan oleh mu Karna dirimu.. Membuatku sengsara Karna dirimu membuat ku terluka Karenamu Masa depan menjadi suram Keluarga berantakan Aku sangat membenci mu Walau pun kau selalu dipuja-puja Karena dirimu Haram Bagi Ku |
Secuil Surat Untuk [Tuan] Presiden
Bapak Presiden Yang Terhormat, Kami marah bukan karena benci. Kami marah karena cinta. Cinta yang kepalang besar bagi pertiwi yang tanahnya sudah kami injak puluhan tahun, yang udaranya kami hirup setiap hari, yang hasil buminya memberi makan mulut-mulut kami. Prihatin tak lagi cukup, Bapak. Beragam janji dan instruksi tidak lagi mampu membungkam mulut kami, karena kami sudah kenyang dengan janji. Kami lelah… menunggu tanpa daya. Kami letih menonton tanpa bisa berbuat apa-apa. Kami ingin pajak yang kami bayarkan digunakan untuk sebaik-baiknya kepentingan rakyat dan pembangunan negara, karena sekalipun kami hidup berkecukupan, jutaan penduduk Indonesia belum menikmati kehidupan yang layak. Sudah cukup kami merasa pedih melihat uang hasil jerih payah kami digunakan untuk plesiran anggota dewan yang terhormat, sementara jutaan rakyat miskin makan nasi yang sudah kotor setiap hari. Bapak, tolong dengarkan kami. Lakukan sesuatu. Bertindaklah agar kami tahu orang yang kami pilih memang layak mengemban kepercayaan kami. |
Kami tak minta banyak, sungguh. Jangan bilang itu terlalu sulit. Kelak bila harga BBM naik, dengan gagah dan baik hati konon Bapak akan memberi kami kompensasi: Bapak akan membuat kami mengantre untuk mendapatkan uang bantuan agar kami tak merasa kesulitan. Tapi, pikiran kami sederhana saja, Pak, benarkah Bapak suka melihat kami mengantre— panjang-mengular dari Sabang sampai Merauke? Kami tidak suka itu, Pak. Kami tak suka terlihat miskin, apalagi menjadi miskin. Kalau memang Bapak punya uang untuk dibagikan kepada kami, pakailah uang itu, kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan ‘perekonomian nasional’ yang konon sedang gawat itu. Tak perlu naikkan BBM, pakailah uang kami itu: kami rela meminjamkannya untuk menyelamatkan bangsa! |
Presiden Kebohongan publik
Di layar kaca kucari kau
Tampak lusuh tanpa ekspresi
Apakah yang kau sandang membebanimu???
Jangan coba kau khianati
Yang memilihmu terus mengharapmu
Perut lapar,atap bocor,baju sobek,putus sekolah yang
menantang
Yang memilihmu tidak butuh pidato-pidato palsu
Tidak
menanti puja-puji negeri seberang
Hampir sewindu
Tapi yang menantang hampir bahkan sudah menang
Yang memilih siap menghukummu
Tahtamu berlalu
Bahkan untuk kau wariskan tak akan menang
|
Rokok
Pagi hari yang sunyi Kau temani diriku Ku hisap kau pelan-pelan Kau masuki setiap inci paru-paruku Kurelakan tubuhku kau rasuki Ku tahu itu Ku rasakan itu Kopi cinta sebagai pasanganmu Menemani hari-hariku Tak lebih tak kurang Penghancur pelan Dengan nikmat sesaat Makin ku hisap dirimu Makin tak kuasa ku tolak Walau ku sadar kau wahai racun jingga Yang mengotori setiap tetes darahku Aku harus berhenti menjadikanmu teman Kau harus kutinggalkan di hari-hariku kini Walau dalam kesendirianku Dalam kesunyian dan kesepian Aku yakin aku bisa Selamat tinggal racun jingga
Rokok
Pagi hari yang sunyi Kau temani diriku Ku hisap kau pelan-pelan Kau masuki setiap inci paru-paruku Makin ku hisap dirimu Makin tak kuasa ku tolak Walau ku sadar kau wahai racun jingga Yang mengotori setiap tetes darahku Aku harus berhenti menjadikanmu teman Kau harus kutinggalkan di hari-hariku kini Walau dalam kesendirianku Dalam kesunyian dan kesepian Aku yakin aku bisa Selamat tinggal racun jingga |
Kurelakan tubuhku kau rasuki Ku tahu itu Ku rasakan itu Kopi cinta sebagai pasanganmu Menemani hari-hariku Tak lebih tak kurang Penghancur pelan Dengan nikmat sesaat Makin ku hisap dirimu Makin tak kuasa ku tolak Walau ku sadar kau wahai racun jingga Yang mengotori setiap tetes darahku Aku harus berhenti menjadikanmu teman Kau harus kutinggalkan di hari-hariku kini Walau dalam kesendirianku Dalam kesunyian dan kesepian Aku yakin aku bisa Selamat tinggal racun jingga |
Satire
Puisi yang berisikan sindiran dan
kritikan
|
APA GUNANYA.
Apa
gunanya bicara
jika tuturnya mengundang luka pada hati yang sedia parah menanggung beban kecewa seribu duka terpendam teramat dalam.
Apa
gunanya memujuk
jika rajuknya sudah berdarah mengalir tanpa henti pekat dan merah hangat memikul sebak teramat ngeri.
Apa
gunanya memohon maaf
jika maknanya sudah tiada pintanya terlalu kerap atas kesilapan berulang-ulang menjadikan ia pelarian mainan kata-kata teramat murah
Apa
gunanya kesal,
jika segalanya sudah terlambat tak mungkin berpaling lagi menyambung suatu kebodohan kerana yang berlaku adalah bukti kecuranganmu teramat nyata |
BAHASA
Mari
kita berbahasa
sebaiknya bahasa adalah pengatur pucuk fikiran yang bertabur bahasa adalah pelentur ranting perasaan yang bersiur
Dengan
bahasa
terlihat fakta padu terlihat sinar ilmu terlihat cinta biru
Dengan
bahasa
pemimpin memaparkan arah di pentas siasah dengan bahasa orang beriman menikmati ibadah khusyuk dan pasrah
Mari
kita berbahasa
sebaiknya
Dengan
bahasa
budi dipertingkatkan mesra diperlebarkan dengan bahasa kita menjadi kita bersama
Jika
tanpa bahasa
bagaimana akan kita setujui perjanjian ini
Mari
kita berbahasa
sebaiknya. |
Puisi
Doa Sang Bumi
Sejuk aroma sejuk dalam hisapan..
Mereguk ke dalam rongga paruku hingga sesak.. Membasahi setiap keringnya kisi hati.. Mengusap semua nestapa dan hibur kelam yang ada.. Membuat kita kian terlena..
Begitu dalam dan sangaaat dalam..
Membuat lubang angkara tanpa terasa..
Kita hanya bisa berdecak kagum..
Saat bumi berpanorama asri.. Saat angin semilir melambaikan setiap pepohonan nan hijau.. Dan kita terbuai tidur hingga lengah.. Akan amanah yang harus kita jaga..
Demi gemerlap suatu kisi kehidupan..
Angkara terukir segaris, setitik, dan kelamaan kian menggunung.. Entah pada sang alam ataukah manusia dan mahluk hidup di sekitarnya..
Mencontreng keelokan paras sang bumi..
Merobek setiap koreng yang bernanah.. Dan terus membuat palung yang begitu curam..
Lihatlah tanah kian mengkerut..
Mengernyit dengan gemeretak lelah.. Menahan angkara manusia di atas perutnya..
Peluh tanpa dirasa …
hingga gembur nuansa kian nyata.. Aku perih, pedih, menangis, seperti teriris sembilu.. Sadarkah aku telah tua dan renta ? Menahan semua ambisi dan angkara manusia … Terinjak-injak dan terus menusukku tanpa nurani.. Aku kan terbelah … Lambat laun …
Maafkan aku sang manusia
Jikala kiamat datang melalui diriku.. Tanpa dapat ku halangi dan ku sangkal.. Aku telah renta setelah sekian abad aku berputar..
Aku tak lagi baik untukmu …
Aku kan gersang tak lama lagi … Aku semakin panas …
Ku mohon … dan kumohon …
Tentang belas kasihan melalui belai kasihmu.. Menuai kedamaian di atas perutku.. |
jeritan di tanah gersang
Terik
matahari menyengat perih
Debu-debu menempel risih Tanah retak, rumput kering merintih Di bagian ujung bumi ini..... Bermimpi hujan turun kembali Atau sekadar embun di pagi hari Disana...ditempat yang jauh dari kemilau dunia Disaat yang lain berharap nikmat Disaat kita berselimut hangat Di kala itu dia sekarat Di hari itu dia berteriak serak Berharap iba pada dunia yang congkak Hingga tanpa daya lemah tergeletak... Wahai dunia........ Tidakkah kau dengar jerit tangisnya? Tidakkah kau lihat nanar matanya? Tidakkah kau rasa perih hidupnya? Dia tak ingin istana menyala Mereka tak minta kemilau emas di raga Hanya setitik cinta dari sang penguasa Atau seteguk air di bejana Tak sanggupkah kita? |
Tangisan SiKecil
Dengarlah suara tangisan dan rintihan
Dengarlah
suara jeritan yang meminta
pertolongan
Dari
insan kecil yang meminta bantuan
Dari
mangsa mangsa kekejaman
Lihatlah penderitaan mereka
Lihatlah kesensaraan mereka
Lihatlah
tangisan mereka
Dan
lihatlah kesedihan mereka
Wajah yang tak pernah tahu
Apakah
itu peperangan
Titisan
airmata mereka berguguran
Meminta
simpati dan belas eksan
Tubuh
mereka yang meratapi kesakitan
Kesakitan
akibat menjadi mangsa peperangan
Apakah
mereka yang harus dijadikan sasaran
Akibat
senketa olih insan-insan yang kejam
Yang
hanya inginkan kuasa dan nama yg gemilang
Lalu
mereka dijadikan korban peperangan
Bangkitlah
wahai teman-teman
Bantulah
insan kecil yang malang
Lindunglah
mereka dari segala seksaan
Bawalah
mereka jauh dari kekejaman
|
Epigram
Puisi yang berisikan tuntunan dan ajaran
hidup
Nb : Keterangan jenis puisi di bawahnya ( jadi 6 puisi, baru keterangan jenis puisi tersebut )
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar